Soal negara asal catur, masih ada silang pendapat. Menurut H. J. R. Murray,
penulis buku History of Chess (1913), catur berasal dari India dan mulai ada
pada abad ke-6. Di sana catur dikenal dengan nama chaturanga, yang artinya
empat unsur yang terpisah. Awalnya, buah catur memang hanya empat jenis.
Menurut mistisisme India kuno, catur dianggap mewakili alam semesta ini,
sehingga sering dihubungkan dengan empat unsur kehidupan, yaitu api, udara,
tanah dan air karena dalam permainannya, catur menyimbolkan cara-cara hidup
manusia.
Dalam permainannya, catur mengandalkan analisa dan ketajaman otak pemain, disertai keterampilan strategi dalam menentukan langkah, rencana, risiko, dan menentukan kapan harus berkorban agar menang.
Namun, pendapat Murray itu dibantah Muhammad Ismail Sloan, yang banyak mempelajari sejarah catur. Menurut Sloan, jika catur ditemukan di India, seharusnya permainan itu disebut-sebut dalam literatur-literatur Sanskrit. Kenyataannya, tak ada satu pun literatur Sanskrit di India yang menyebutkan soal permainan catur sebelum abad ke-6. Sebaliknya, para pujangga Cina sudah menyebutkan permainan ini salam syair-syair mereka, 800 tahun sebelumnya.
Jadi, menurut Ismail Sloan, di Cinalah catur pertama kali dimainkan. Tapi pada waktu itu bentuk arena caturnya tidak kotak-kotak, melainkan bulat-bulat. Buah caturnya juga hanya terdiri atas empat jenis, yaitu raja, benteng, ksatria (kuda), dan uskup (gajah).
Baru pada abad ke-6, catur dibawa orang Islam dari India dan Persia ke seluruh penjuru dunia. Konon, di zaman kekhalifahan Ali bin Abu Tholib, catur merupakan permainan yang populer dimainkan. Bahkan mungkin juga oleh Khalifah Ali sendiri. Ada pula yang menyebutkan bahwa panglima perang Nabi Muhammad, Khalid bin Walid juga menggemari catur. Barangkali ini ada hubungannya dengan kelihayannya mengatur strategi perang.
Juga ada seorang sahabat Nabi yaitu Said bin Jubair yang terkenal bisa bermain blindfold (catur buta, bermain tanpa melihat papan catur). Di zaman kekhalifahan Islam berikutnya, seperti Khalifah Harun Al-Rasyid pun diketahui pernah menghadiahkan sebuah papan catur kepada seorang raja di Eropa, pendiri dinasti Carolia, yaitu Charlemagne.
Pada abad ke-8 ketika bangsa Moor menyebarkan Islam ke Spanyol, catur mulai menyebar ke daratan Eropa hingga sampai di jerman, Italia, Belanda, Inggris, Irlandia, dan Rusia. Di Nusantara, olahraga otak ini dibawa oleh bangsa Belanda pada waktu penjajahan dulu. Awalnya, hanya orang Belanda yang bermain catur, tapi menjelang kemerdekaan, mulailah banyak pribumi yang memainkannya.
Dalam sejarah catur bangsa Eropa telah banyak mengembangkan permainan catur ini, antara lain dengan membuat papan caturnya berwarna hitam dan putih. Ini terjadi kira-kira abad-10. Sebelumnya, kotak-kotak itu berwarna sama. Malah sering orang membuat arena permainan catur ini di atas pasir atau di mana saja yang bisa diberi garis. Dari Eropa ini juga dibuat peraturan bahwa pion boleh maju dua kotak pada langkah pertama dan menteri (ratu) boleh bergerak lebih leluasa baik maju ke depan maupun diagonal.
Perlahan catur mengalami perkembangan. Dari nama, bentuk, serta peraturan permainannya. Kesemuanya itu mewakili simbol perubahan peradaban.
Sumber : http://www.kyma26.co.cc/2009/01/sejarah-catur.html
Dalam permainannya, catur mengandalkan analisa dan ketajaman otak pemain, disertai keterampilan strategi dalam menentukan langkah, rencana, risiko, dan menentukan kapan harus berkorban agar menang.
Namun, pendapat Murray itu dibantah Muhammad Ismail Sloan, yang banyak mempelajari sejarah catur. Menurut Sloan, jika catur ditemukan di India, seharusnya permainan itu disebut-sebut dalam literatur-literatur Sanskrit. Kenyataannya, tak ada satu pun literatur Sanskrit di India yang menyebutkan soal permainan catur sebelum abad ke-6. Sebaliknya, para pujangga Cina sudah menyebutkan permainan ini salam syair-syair mereka, 800 tahun sebelumnya.
Jadi, menurut Ismail Sloan, di Cinalah catur pertama kali dimainkan. Tapi pada waktu itu bentuk arena caturnya tidak kotak-kotak, melainkan bulat-bulat. Buah caturnya juga hanya terdiri atas empat jenis, yaitu raja, benteng, ksatria (kuda), dan uskup (gajah).
Baru pada abad ke-6, catur dibawa orang Islam dari India dan Persia ke seluruh penjuru dunia. Konon, di zaman kekhalifahan Ali bin Abu Tholib, catur merupakan permainan yang populer dimainkan. Bahkan mungkin juga oleh Khalifah Ali sendiri. Ada pula yang menyebutkan bahwa panglima perang Nabi Muhammad, Khalid bin Walid juga menggemari catur. Barangkali ini ada hubungannya dengan kelihayannya mengatur strategi perang.
Juga ada seorang sahabat Nabi yaitu Said bin Jubair yang terkenal bisa bermain blindfold (catur buta, bermain tanpa melihat papan catur). Di zaman kekhalifahan Islam berikutnya, seperti Khalifah Harun Al-Rasyid pun diketahui pernah menghadiahkan sebuah papan catur kepada seorang raja di Eropa, pendiri dinasti Carolia, yaitu Charlemagne.
Pada abad ke-8 ketika bangsa Moor menyebarkan Islam ke Spanyol, catur mulai menyebar ke daratan Eropa hingga sampai di jerman, Italia, Belanda, Inggris, Irlandia, dan Rusia. Di Nusantara, olahraga otak ini dibawa oleh bangsa Belanda pada waktu penjajahan dulu. Awalnya, hanya orang Belanda yang bermain catur, tapi menjelang kemerdekaan, mulailah banyak pribumi yang memainkannya.
Dalam sejarah catur bangsa Eropa telah banyak mengembangkan permainan catur ini, antara lain dengan membuat papan caturnya berwarna hitam dan putih. Ini terjadi kira-kira abad-10. Sebelumnya, kotak-kotak itu berwarna sama. Malah sering orang membuat arena permainan catur ini di atas pasir atau di mana saja yang bisa diberi garis. Dari Eropa ini juga dibuat peraturan bahwa pion boleh maju dua kotak pada langkah pertama dan menteri (ratu) boleh bergerak lebih leluasa baik maju ke depan maupun diagonal.
Perlahan catur mengalami perkembangan. Dari nama, bentuk, serta peraturan permainannya. Kesemuanya itu mewakili simbol perubahan peradaban.
Sumber : http://www.kyma26.co.cc/2009/01/sejarah-catur.html
Adakah Hubungan antara Sejarah Permainan Dadu dan
Catur
Sobat semua pastinya dengan permaina dadu dan catur. Keduanya sering dimainkan orang Indonesia, terutama permainan catur. Catur merupakan salah satu jenis olahraga resmi di Indonesia maupun di dunia. Tak heran kalau ada olimpiade catur tingkat internasional. Sedangkan permainan dadu yang paling banyak disalahgunakan untuk berjudi. Oleh karena itu, permainan dadu diharamkan di Indonesia. Tahukah sobat asal mula permainan dadu dan catur? Sebenarnya, sejarah dadu dan catur tersebut saling berhubungan.
Sobat semua pastinya dengan permaina dadu dan catur. Keduanya sering dimainkan orang Indonesia, terutama permainan catur. Catur merupakan salah satu jenis olahraga resmi di Indonesia maupun di dunia. Tak heran kalau ada olimpiade catur tingkat internasional. Sedangkan permainan dadu yang paling banyak disalahgunakan untuk berjudi. Oleh karena itu, permainan dadu diharamkan di Indonesia. Tahukah sobat asal mula permainan dadu dan catur? Sebenarnya, sejarah dadu dan catur tersebut saling berhubungan.
Pada zaman dahulu Raja Persia menciptakan dan mempopulerkan permainan
yang unik, yaitu permainan dadu. Dadu ini berbentuk kubus dan pada
masing-masing sisinya tertera noktah (titik) yang jumlahnya berlainan, dari 1
sampai 6. Sisi yang berlawanan mempunyai jumlah tujuh noktah. Yaitu, angka 1
berada di balik angka 6, angka 2 berada di balik angka 5, dan angka 3 berada di
balik angka 4.
Oleh karena dapat menciptakan permainan unik Raja Persia menyombongkan
diri pada Raja Balhat. Tak mau kalah, Raja Balhat mempunyai inisiatif untuk
menyaingi Raja Persia. Beliau menyuruh seseorang bernama Shi Sho untuk
menciptakan suatu permainan. Shi Sho adalah seorang hakim dari bangsa Hindi, di
kedalaman India. Atas perintah Raja Balhat, Shi Sho menggali idenya sekreatif
mungkin. Kemudian, terciptalah permainan catur yang mendunia itu. Permainan
catur didasarkan pada strategi perang. Permainan ini terdiri atas papan yang
terlukis berselang-seling hitam putih sebanyak delapan kali delapan. Pasukan
terdiri dari satu raja, satu ster (ratu), dua menteri, dua kuda, dua benteng
dan delapan pion (prajurit). Masing-masing jenis pasukan mempunyai cara
berjalan dan menyerang yang berbeda.
Demikian sejarah permainan dadu dan catur yang memang saling
berhubungan.
Sejarah Catur lebih Tua dari yang Diduga
LONDON – Tim arkeologi Inggris telah mengadakan penggalian menemukan petunjuk bahwa di Eropa permainan catur sudah dimulai sejak abad ke-6. Baru-baru ini ekspedisi Universitas Anglia menemukan potongan bidak catur berbahan gading, di areal kerajaan Byzantine yang sekarang dikenal dengan Albania Selatan Usianya diperkirakan 500 tahun lebih tua dari penemuan sebelumnya.
Pemimpin
ekspedisi menyatakan, penemuan tersebut merupakan bukti bahwa sejarah permainan
ini catur ternyata lebih tua dari yang diperkirakan. Selama ini, sejarawan
catur berkeyakinan bahwa permainan ini baru populer di elit Eropa sejak abad
ke-12, 700 tahun setelah diciptakan di China, India hingga Persia kuno.
Potongan
bidak catur ditemukan dalam penggalian di kota kuno Butrint dalam keadaan
rusak. Profesor Richard Hodges si pemimpin ekspedisi mengatakan, ”Kita berpikir
kalau itu adalah bidak raja atau ratu karena ada silang kecil, tetapi kita
tidak yakin,” ujarnya.
Tim tersebut sekarang tengah mengamati secara tepat potongan yang telah mereka temukan. Dia katakan juga bahwa para sejarawan percaya bahwa catur populer di awal abad ke-12 karena ditemukan fosil catur yang terbuat dari gading duyung di sepanjang pinggiran Scotlandia. Potongan lain ditemukan jauh di selatan Italia.
Tim tersebut sekarang tengah mengamati secara tepat potongan yang telah mereka temukan. Dia katakan juga bahwa para sejarawan percaya bahwa catur populer di awal abad ke-12 karena ditemukan fosil catur yang terbuat dari gading duyung di sepanjang pinggiran Scotlandia. Potongan lain ditemukan jauh di selatan Italia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar