Sabtu, 03 Oktober 2015

Pakaian adat Sumatera Barat


Keberadaan Pakaian adat sebagai wujud material kebudayaan yang banyak terdapat di daerah-daerah di Indonesia memiliki nilai penting dalam sudut pandang sejarah, warisan, dan kemajuan masyarakat dalam sebuah fase peradaban tertentu.
Banyak pakaian adat di daerah yang merupakan representasi kebudayaan paling tinggi di sebuah komunitas masyarakat di daerah tertentu. Kondisi tersebut menuntut perlu adanya sebuah upaya untuk menjaga dan melestarikan keberadaan Pakaian Adat. Upaya itu dilakukan untuk menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam rumah adat. Tujuannya agar masyarakat saat ini bisa membaca, memahami dan mengambil nilai-nilai positif yang terkandung pada pakaian adat di daerah mana saja.


Ada banyak pakaian adat di Indonesia yang memiliki nilai sejarah dan nilai pengetahuan yang penting. Salah satu dari banyak pakaian adat di Indonesia yang memiliki makna sejarah, representasi sebuah komunitas pada zamannya dan kemajuan sebuah peradaban adalah pakaian adat Sumatera Barat.
Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang mayoritas masyarakat beretnis Minangkabau dan mayoritas pula beragama Islam. Provinsi Sumatera Barat memiliki 12 kabupaten dan 7 kota. Dari beberapa kabupaten dan kota di Sumatera Barat yang memiliki kebudayaan yang bermacam-macam terdapat pula kebudayaan mengenai pakaian adat yang bermacam-macam. 
Beberapa tempat yang memiliki kesamaan dalam pakaian adat di Sumatera Barat adalah daerah Pariaman, Painan dan kota Padang. Pakaian adat di daerah tersebut memiliki percampuran budaya dengan daerah lain atau negara lain. Hal itu terjadi karena banyak persilangan budaya yang terjadi di Sumatera Barat. Selain itu, pakaian adat Sumatera Barat memiliki kesamaan di daerah Sungayang, Padang, Magek, Batipuah, Batusangkar dan lintaubuo. Kesamaan juga di daerah Matua, Maninjau, Bayua, Kuari Limo, Jorong dan Koto Gadang. 
Salah satu pakaian adat Sumatera Barat yang paling terkenal adalah pakaian adat minangkabau yaitu pakaian Bundo Kanduang. Pakaian Bundo Kandung ini adalah pakaian yang diperuntukan untuk seorang ibu dengan persyaratan tertentu. Ciri yang memperlihatkan bahwa pakaian adat itu adalah Bundo Kanduang yaitu adanya penutup kepala yang disebut tengkuluk menyerupai tanduk kerbau terbuat dari selendang tenunan. 
Baju kurung, baju ini tanda bahwa ibu yang menjadi Bundo Kanduang berada dalam aturan-aturan agama dan adat setempat. Baju ini memiliki hiasan sulaman benang emas dengan motif bunga. Pada lengan kiri, kanan atau pinggir bagian bawah baju ada jahitan tepi yang disebut minsia. Minsia ini melambangkan Bundo Kandunag yang harus berhati lapang, sabar dalam menghadapi masalah. Hiasan tabur melambangkan kekayaan alam minangkabau. Warna hitam melambangkan Bundo Kanduang yang ulet dan tahan cobaan. Warna merah melambangkan keberanian dan tanggung jawab. Selain itu dibagian-bagian lainnya terdapat simbol-simbol pakaiann yang menandakan bahwa pakaian itu adalah pakaian adat Bundo Kanduang yaitu kain sarung atau kodek. Kain sarung ini melambangkan Bundo Kanduang harus punya rasa malu, sopan dan ketaataan beragama. Selendang melambangkan tanggung jawab yang berada di pundak Bundo Kanduang
Pakaian adat Bundo Kanduang mempunyai nilai-nilai yang luhur diantaranya nilai ketaqwaan, keteladanan, kerja keras, kebijaksanaan, kepemimpinan, pengayomanan dan keteguhan. Namun generasi saat ini masih banyak yang belum memahami nilai-nilai yang terkandung pada pakaian adat Sumatera Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar