Pakaian merupakan salah
satu simbol yang mencerminkan karakter budaya suatu kelompok sosial. Pakaian
bukan hanya sekedar kain, melainkan rekam-jejak sejarah, pemikiran, juga
keyakinan suatu kelompok sosial. Seperti di Indonesia, setiap daerah memiliki
pakaian khasnya masing-masing, tak terkecuali Provinsi Riau.
Jamil (2005: 15-108),
membedakan pakaian adat Riau menurut fungsinya, yaitu:
- Pakaian Harian
Pakaian harian merupakan
sandang yang dikenakan dalam aktivitas sehari-hari. Berdasarkan jenjang usia
pemakai, pakaian harian dapat dibedakan menjadi pakaian anak-anak, pakaian
dewasa, dan pakaian orang tua.
Pakaian untuk anak
laki-laki yang masih kecil disebut baju monyet. Setelah beranjak besar, anak
laki-laki memakai Baju Teluk Belanga atau Baju Cekak Musang. Terkadang, mereka
juga memakai celana setengah, kopiah, dan ikat kepala dari kain segi empat.
Anak laki-laki juga memakai sarung ketika pada saat mengaji dan beribadah.
Sedangkan bagi anak perempuan yang belum dewasa mengenakan baju kurung yang
selaras dengan kain bermotif bunga atau satu warna dengan kain tersebut.
Baju anak laki-laki dewasa
disebut Baju Kurung Cekak Musang, yang dilengkapi dengan samping berupa sarung
perekat dan kopiah atau ikat kepala. Sedangkan perempuan memakai Baju Kurung
Laboh, Baju Kebaya Pendek, dan Baju Kurung Tulang Belut. Pakaian ini dipadukan
dengan kain sarung batik dan penutup kepala berupa selendang atau tudung
lingkup. Perempuan yang melakukan kegiatan di ladang atau sawah biasanya
menggunakan tutup kepala berupa selendang atau kain belacu yang dinamakan tengkuluk.
Pakaian orang tua
(laki-laki) setengah baya adalah Baju Kurung Teluk atau Baju Kurung Cekak
Musang, yang biasanya terbuat dari kain katun atau kain lejo. Desannya
longgar, sehingga nyamain depakai. Sementara pakaian perempuan setengah baya
ada berbagai macam, seperti Baju Kurung Teluk Belanga, Kebaya Laboh, dan Baju
Kebaya Pendek yang biasa dipakai ke ladang.
- Pakaian Resmi
Dulu, pakaian resmi
dikenakan ketika menghadiri pertemuan resmi yang diadakan oleh pihak kerajaan.
Sedangkan hari ini, pakaian resmi dikenakan dalam berbafau acara pemerintah.
Pakaian resmi untuk laki-laki adalah Baju Kurung Cekak Musang lengkap
dengan kopiah, kain samping yang terbuat dari kain tenun Siak, Indragiri, Daik,
dan daerah-daerah lainny di Riau.
Baju Kurung Cekak Musang
berupa kain sutra, kain satin, atau kain berkualitas tinggi lainnya. Sebagai
perlengkapannya antara lain adalah kopiah dan kain samping. Bahan untuk kain
samping adalah bahan pilihan, seperti kain songket dan tenun lainnya. Cara
mengenakan kain samping ada dua macam, yakni ikat dagang dalam dan ikat dagang
luar.
Pakaian resmi untuk
perempuan dewasa adalah Kebaya Laboh dan Baju Kurung Cekak Musang. Kedua jenis
baju tersebut terbuat dari kain songket atau kain pilihan lainnya, seperti
Tenun Siak, Tenun Indragiri, Tenun Trengganu, dan lain-lain. Bentuk Baju Kurung
atau Kebaya Laboh ini disesuaikan dengan bentuk tubuh Si Pemakai, namun tidak
terlalu ketat. Pnjang baju perempuan yang masih gadis adalah tiga jari di atas
lutut, sedangkan untuk orang tua banjang bajunya tiga jari dari bawah lutut.
- Pakaian Upacara Adat
Dahulu, upacara adat
diselenggarakan oleh pihak kerajaan Riau, namun kini peran tersebut diambil
alih oleh Lembaga Adat Melayu Riau atau oleh pemerintah daerah. Beberapa
upacara tersebut adalah upacara penobatan raja, upacara pelantikan, upacara
penyambutan tamu, upacara penerimaan anugerah, dan lain sebagainya.
Dalam prosesi upacara adat
ini, jenis pakaian yang dikenakan perempuan yang masih gadis dan yang sudah
menikah berbeda. Perempuan gadis dan perempuan setengah baya adalah Baju Kebaya
Laboh Cekak Musang berwarna hitam yang terbuat dari bahan sutera, sementara
perempuan tua mengenakan Baju Kurung Tulang Belut.
- Pakaian Upacara Perkawinan
Baju pengantin laki-laki
Melayu Riau adalah Baju Kurung Cekak Musang atau Baju Kurung Teluk Belanga.
Selain Baju Kurung Cekak Musang, busana pengantin laki-laki adalah kain samping
bermotif serupa dengan celana dan baju, distar berbentuk mahkota dipakai di
kepala, sebai warna kuning di bahu kiri, rantai panjang berbelit dua
yang dikalungkan di leher, canggai yang dipakai di kelingking, sepat
runcing di bagian depan, dan keris hulu burung serindit pendek yang diselipkan
di sebela kiri.
Sementara busana yang
dikenakan perempuan berbeda-beda, tergantung pada jenis upacara adatnya.
Pengantin perempuan dalam upacara Malam Berinai memakai Baju Kurung Teluk
Belanga. Sedangkan pada upacara Barandam, pengantin perempuan memakai Baju
Kurung Kebaya atau Kebaya Pendek. Kepala hanya memakai sanggul yang dihiasi
dengan bunga-bunga. Pakaian pengantin perempuan pada Upacara Akad Nikah adalah
Baju Kebaya Laboh atau Baju Kurung teluk. Kemudian, untuk pakaian pada waktu
upacara Bersanding adalah Kebaya Laboh atau Baju Kurung Teluk Belanga.
Kecuali untuk kasus pakaian
sehari-hari yang semakin tergeser oleh model-model Barat, hingga hari ini,
masyarakat Riau masih sering mengenakan pakaian adat dalam momen-momen
upacara-upacara atau perayaan-perayaan tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar